Latihan fisik berat, Tenaga dalam, dan ilmu setia hati - Pernapasan Psht

Breaking

Latihan fisik berat, Tenaga dalam, dan ilmu setia hati

 Menjadi warga psht itu berat, saya dulu ikut pas masih kecil Sd kelas 6, tapi keunt7ngan saya fisik saya masih sehat. Saya menulis ini umur 33 tahun, sudaah mengidap sakit bab berdarah sejak 6 tahun yang lalu, dan di umur 33 cek usg ke dokter spesialis disebut radang usus. 4 tahun yang lalu saya kena Corona jadi di isolasi dan dihajar obat, usus saya meradang makin menjadi. Tapi mungkin asal ususlnya adalab konsumsi Bakso dan Mi dulunya.

Sekarang di Usia 33 tahun saya tidak bisa senam 16 an, kayang salto belakang ,ataupun phus up,Give,  karena sudah sakit sekali perut ini. Dan setelah mengalami semua ini saya sadar perjuangan menjadi seorang warga psht bagi orang2 yang sakit fisik itu tidak mudah. 


Memang sebagian orang mengatakan buat apa jadi warga psht? Ya itu sih prinsip dan hak masing masing orang, namun dalam tulisan ini saya akan menuliss pegalaman saya.psht memang keras didikan fisiknya, di tahun 2004 sampai 2009 saya biqsa melihat perut dihajar toya atau pukulan tangan dan tendangan kaki dengan keras, tapi senagian besar baik baik saja. Saya juga melihat dan menjalani phusup tangan mengepal diletakkam di atas toya. Dan ketika sambung kaki biru biru.


Dulu saya tidak tau tujuanya hanya menjalani saja, ternyata tujuanya adalah agar menjadi Manusia yang siap secara fisik menerima ilmu Setia hati. Karna Pencak silat dan olah raga yag keras tadi hanyalah alat mempetebal kepercayaan pada diri sendiri, dan Tenaga dalam bukan ajaran utama. Ilmu setia hati lah puncak ajaran dari psht.


Tentunya berbandng terbalik ya, didikan fisik yang keras namun ajaran utama justru halus dan budi luhur tahu benar yang salah. Jadi penampilan sangar tapi hatinya lembut, kalau orang Jawa bilang itu adalah untuk mencapai tahap Satria Pinandito.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar